Gula aren atau lebih dikenal luas sebagai gula merah dihasilkan oleh
nira dari pohon enau atau aren. Pengolahannya masih dilakukan secara sederhana
oleh masyarakat Indonesia. Gula aren telah banyak digunakan baik dalam skala
rumah tangga maupun industri, misalnya industri kecap dan jamu instan. Bentuk dari
gula aren sangat beragam tergantung dari daerah penghasil gula tersebut, misalnya
bentuk silinder kecil maupun besar, bentuk setengah lingkaran, dan lain-lain. Gula
aren dalam bentuk tersebut memiliki kadar air yang relatif masih tinggi,
sehingga rentan terhadap kerusakan oleh kapang dan bakteri pemecah gula.
Gula Aren |
Gula aren memiliki kandungan gula monosakarida dalam bentuk fruktosa
dengan kemanisan 27 kali lebih rendah dari sukrosa (gula pasir). Gula aren
memiliki kandungan vitamin B komplek dan mineral kalsium. Kalori yang
disumbangkan dari gula aren relatrif tinggi, yaitu sekitar 368 kKal/100 g gula.
Namun gula aren memiliki keunggulan dari gula pasir, yaitu indeks glikemik yang
rendah (gula aren IG 35 dan gula pasir IG 58). Indeks glikemik merupakan kemampuan untuk
meningkatkan gula darah setelah dikonsumsi. Ketika gula aren dikonsumsi, maka
tubuh akan menyerap secara perlahan sehingga gula darah tidak meningkat secara
signifikan. Gula aren baik dikonsumsi untuk penderita penyakit degenerative (jantung,
darah tinggi, diabetes, dll) dengan jumlah yang terkontrol.
Jenis karbohidrat mempengaruhi gula darah (www.sehatsetiaphari.com) |
Seiring dengan berkembangnya teknologi pengolahan pangan dan kebutuhan
pasar, maka gula aren di inovasi menjadi gula semut (brown sugar). Bahan dan
pengolahan gula semut sama dengan gula aren balok, perbedaannya hanya pada
bentuk dan kandungan air. Kandungan air pada gula semut lebih kecil, sehingga
lebih awet dan tidak mudah rusak. Pengolahan gula semut dapat dilakukan dengan
dua cara. Cara pertama langsung menggunakan nira aren yang diolah hingga
mengkristal, namun kelemahan terletak pada bahan pengotor yang tidak terkontrol.
Cara yang ke dua adalah menggunakan gula aren organik dengan kualitas yang
baik. Jika menggunakan bahan baku gula dengan kualitas jelek, maka gula semut
yang dihasilkan akan berwarna gelap dan tidak terkristalisasi sempurna.
Gula aren organik kualitas premium |
Kami menggunakan cara yang kedua untuk membuat gula semut.
Pertama yang
harus dilakukan adalah mengecilkan ukuran gula aren agar waktu untuk pencairan
dapat dipersingkat. Gula aren dimasukkan kedalam wajan dan ditambahkan air
kapus sirih yang telah diendapkan sebanyak 10%, yaitu 1 kg gula ditambah air
kapur bening sebanyak 100 ml. penambahan air kapur bertujuan agar pH gula
menjadi netral (ph 6.5), jika pH terlalu rendah atau terlalu tinggi maka warna
yang dihasilkan akan lebih gelap. Dapat pula ditambahkan kulit manggis kering
(opsional) sebagai antioksidan dan mempertajam aroma. Kemudian ditambahkan air
lagi sebanyak 500 ml.
Pemasakan gula aren |
Gula dipanaskan dengan api sedang dan diaduk secara berkala agar panas
merata. Penggunaan api besar akan membuat gula terkaramelisasi. Gula dipanaskan
hingga mendidih dan kadar air berkurang. Ciri-cirinya adalah larutan gula
menjadi kental dan terbentuk busa yang banyak. Dalam kondisi ini larutan gula
harus terus diaduk hingga Kristal gula mulai terbentuk.
Larutan gula pekat |
Selanjutnya api dimatikan untuk mencegah karamelisasi gula dan kristal gula
ditekan (digerus) dengan cepat menggunakan punggung spatula hingga kristal gula
berukuran lebih halus.
Kristal gula dapat diayak sesuai dengan ukuran yang diinginkan (standar
150 mesh). Mesh merupakan ukuran untuk jenis tepung-tepungan, 1 inchi (2,56 cm)
terdapat beberapa lubang/mesh.Pengayakan |
Sisa kristal padat yang tidak lolos ayakan |
No comments:
Post a Comment