|
Buah Pala |
Sejak masa kependudukan Belanda di Indonesia,
pala merupakan salah satu primadona bangsa Eropa. Tumbuhan asli kepulauan
Banda, Maluku tersebut memiliki sejuta pesona yang tetap terjaga hingga
sekarang. Mengutip dari ungkapan Giles Milton yang mengawali bukunya yang
berjudul Nathaniels Nutmeg “The island can be smelled before it can be seen”
yang kurang lebih memiliki arti Pulau Banda dapat tercium wanginya sebelum ia
terlihat. Dapat dibayangkan betapa luar biasanya pala pada saat itu yang
memiliki harga lebih mahal dari emas.
|
Pohon Pala (satwa.net) |
|
Daging Buah Pala |
Pala merupakan tumbuhan berupa pohon dan berumah
dua, yaitu pohon jantan dan pohon betina. Pala akan mulai berbuah pada usia
penanaman pohon Memiliki daun berbentuk elips langsing dan buah berbentuk bulat
lonjong. Daging buah masak memiliki ketebalan 0.5 cm, rasa asam, dan aroma khas
pala karena kandungan minyak atsiri. Biji pala berwarna coklat terbungkus fuli
berwarna merah. Pohon pala akan mulai
berbuah pada usia penanaman 7-10 tahun dan mencapai produksi optimum selama 25
tahun.
|
Inovasi daging buah pala |
Pala memiliki nilai ekonomi yang optimum,
artinya seluruh bagian dari pala dapat dimanfaatkan secara maksimal. Pohon yang
berupa kayu (kino) dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar, kulit batang dan
daun dapat menghasilkan minyak atsiri, daging buah dapat dimanfaatkan untuk
berbagai macam jenis makanan dengan bantuan teknologi pangan modern, fuli atau mace dan biji pala memiliki kandungan
minyak atsiri dengan rendemen yang tinggi sekitar 7-14% yang dapat dimanfaatkan
untuk kosmetik, minyak wangi, dan sabun di negara Eropa. Manfaat yang dapat
dirasakan secara langsung oleh tubuh adalah dapat membantu meringankan rasa
sakit, memberikan efek relaksasi pada syaraf, dan meringankan inflamasi
(peradangan) pada luka internal maupun eksternal. Menurut para ahli, pala juga memiliki efek
psikotropik, yaitu menimbulkan halusinasi (berkhayal) akibat dari kandungan
miricytin. Indonesia merupakan negara pengekspor pala dan fuli tertinggi, yaitu
sekitar 85% dari Indonesia dan sisanya dari Grenada, India, Srilanka, dan
Papua.
No comments:
Post a Comment