Era globalisasi saat
ini, semakin banyak orang menjalani perubahan gaya hidup dan pola makan. Hal
ini menjadikan Indonesia menghadapi masalah gizi ganda. Di satu pihak masalah
gizi kurang masih banyak ditemukan, namun di pihak lain masalah gizi lebih juga
cenderung meningkat, terutama di kota-kota besar. Angka obesitas atau kegemukan
di seluruh dunia meningkat dari tahun ke tahun. Di Jakarta, bahkan diperkirakan
10 dari 100 orang mengalami obesitas.
Obesitas (Ilustrasi, tokoalkes.com) |
Kegemukan dan obesitas
merupakan suatu keadaan dimana jumlah energi yang dikonsumsi lebih banyak
daripada energi yang digunakan, sehingga kelebihan energi akan disimpan dalam
jaringan tubuh dalam bentuk lemak. Hal ini ditandai dengan peningkatan indeks
massa tubuh (IMT) di atas normal (gizi lebih IMT ≥25.0 - <27.0, obesitas
IMT
≥27.0)
Indikator status gizi (www.labsatu.com) |
Penyebab gizi lebih bersifat multifaktor, yaitu genetik, perubahan pola
makan, pendidikan, pendapatan, perkembangan teknologi, aktifitas fisik,
psikologis, dan lingkungan. Teknologi yang semakin berkembang menyebabkan orang
cenderung malas bergerak dan menghabiskan sebagian besar waktu hanya untuk
duduk dan makan. Pengaruh media juga menyebabkan orang lebih memilih untuk
mengkonsumsi makanan cepat saji atau fast
food. Selain cepat, mudah diakses, dan lebih nikmat juga terdapat anggapan
mengkonsumsi makanan cepat saji meningkatkan derajat sosial.
Junk food peenyebab obesitas (segiempat.com) |
Masalah gizi lebih di
Indonesia saat ini, bukan hanya terjadi pada orang dewasa namun juga pada
balita, anak-anak, dan remaja. Peningkatan angka kegemukan dan obesitas
cenderung terjadi pada masyarakat yang tinggal diperkotaan. Hal ini karena
akses, pengaruh lingkungan, dan pendapatan yang lebih tinggi daripada
masyarakat di pedesaan. Menurut Riskesdas (2013), prevalensi penduduk laki-laki
dewasa obesitas (>18 tahun) pada tahun 2013 sebanyak 19,7 %, tahun 2007
(13,9%) dan tahun 2010 (7,8%), sedangkan prevalensi obesitas perempuan dewasa obesitas
(>18 tahun) tahun 2013 (32,9%), tahun 2007 (13,9%) dan tahun 2010 (15,5%).
Hal ini menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun secara nasional jumlah penduduk
Indonesia obesitas semakin meningkat secara signifikan.
Lucu atau kasihan? (duniaanak.org) |
Gizi lebih akan
berpengaruh pada masalah kesehatan, sosial, ekonomi, dan psikologi. Obesitas
merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya berbagai penyakit
degeneratif yang sulit dan bahkan tidak
dapat disembuhkan. Beberapa penyakit yang dapat diakibatkan karena obesitas misalnya
penyakit jantung, pembuluh darah, kanker, diabetes mellitus, dan gangguan metabolisme
tubuh lainnya karena asupan lemak dan karbohidrat berlebih namun kurang serat,
vitamin, dan mineral . Memiliki bentuk tubuh yang tidak ideal juga menyebabkan
perasaan tidak percaya diri, kesulitan untuk bergaul, dan sulit mendapatkan
pekerjaan.
Penyakit yang dapat diakibatkan oleh obesitas (www.informationaboutdiabetes.com) |
Kegemukan yang
berlanjut pada obesitas akan mengakibatkan masalah yang akan terus terjadi
layaknya siklus yang tidak berujung. Namun, masalah ini dapat di atasi jika
salah satu rantai dicegah. Hal yang sederhana yang dapat dilakukan misalnya
dengan mengubah pola makan dan meningkatkan aktifitas fisik. Mengkonsumsi
makanan sehat dengan gizi yang seimbang akan menurunkan resiko terjadinya
berbagai macam penyakit degeneratif, sehingga kualitas hidup akan meningkat. Aktifitas fisik misalnya dengan
olahraga sederhana dapat membantu pembakaran energi sehingga keseimbangan
antara konsumsi dan penggunaan energi dapat tercapai.
Cycle of Obesity (quitchildhoodobesity.wordpress.com) |
No comments:
Post a Comment