Friday, 25 September 2015

Kegemukan dan Obesitas di Indonesia

Era globalisasi saat ini, semakin banyak orang menjalani perubahan gaya hidup dan pola makan. Hal ini menjadikan Indonesia menghadapi masalah gizi ganda. Di satu pihak masalah gizi kurang masih banyak ditemukan, namun di pihak lain masalah gizi lebih juga cenderung meningkat, terutama di kota-kota besar. Angka obesitas atau kegemukan di seluruh dunia meningkat dari tahun ke tahun. Di Jakarta, bahkan diperkirakan 10 dari 100 orang mengalami obesitas.
Obesitas (Ilustrasi, tokoalkes.com)

Kegemukan dan obesitas merupakan suatu keadaan dimana jumlah energi yang dikonsumsi lebih banyak daripada energi yang digunakan, sehingga kelebihan energi akan disimpan dalam jaringan tubuh dalam bentuk lemak. Hal ini ditandai dengan peningkatan indeks massa tubuh (IMT) di atas normal (gizi lebih IMT ≥25.0 - <27.0, obesitas IMT ≥27.0) 
Indikator status gizi (www.labsatu.com)
Penyebab gizi lebih bersifat multifaktor, yaitu genetik, perubahan pola makan, pendidikan, pendapatan, perkembangan teknologi, aktifitas fisik, psikologis, dan lingkungan. Teknologi yang semakin berkembang menyebabkan orang cenderung malas bergerak dan menghabiskan sebagian besar waktu hanya untuk duduk dan makan. Pengaruh media juga menyebabkan orang lebih memilih untuk mengkonsumsi makanan cepat saji atau fast food. Selain cepat, mudah diakses, dan lebih nikmat juga terdapat anggapan mengkonsumsi makanan cepat saji meningkatkan derajat sosial.
Junk food peenyebab obesitas (segiempat.com)
Masalah gizi lebih di Indonesia saat ini, bukan hanya terjadi pada orang dewasa namun juga pada balita, anak-anak, dan remaja. Peningkatan angka kegemukan dan obesitas cenderung terjadi pada masyarakat yang tinggal diperkotaan. Hal ini karena akses, pengaruh lingkungan, dan pendapatan yang lebih tinggi daripada masyarakat di pedesaan. Menurut Riskesdas (2013), prevalensi penduduk laki-laki dewasa obesitas (>18 tahun) pada tahun 2013 sebanyak 19,7 %, tahun 2007 (13,9%) dan tahun 2010 (7,8%), sedangkan prevalensi obesitas perempuan dewasa obesitas (>18 tahun) tahun 2013 (32,9%), tahun 2007 (13,9%) dan tahun 2010 (15,5%). Hal ini menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun secara nasional jumlah penduduk Indonesia obesitas semakin meningkat secara signifikan. 
Lucu atau kasihan? (duniaanak.org)
Gizi lebih akan berpengaruh pada masalah kesehatan, sosial, ekonomi, dan psikologi. Obesitas merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya berbagai penyakit degeneratif  yang sulit dan bahkan tidak dapat disembuhkan. Beberapa penyakit yang dapat diakibatkan karena obesitas misalnya penyakit jantung, pembuluh darah, kanker, diabetes mellitus, dan gangguan metabolisme tubuh lainnya karena asupan lemak dan karbohidrat berlebih namun kurang serat, vitamin, dan mineral . Memiliki bentuk tubuh yang tidak ideal juga menyebabkan perasaan tidak percaya diri, kesulitan untuk bergaul, dan sulit mendapatkan pekerjaan.
Penyakit yang dapat diakibatkan oleh obesitas (www.informationaboutdiabetes.com)

Kegemukan yang berlanjut pada obesitas akan mengakibatkan masalah yang akan terus terjadi layaknya siklus yang tidak berujung. Namun, masalah ini dapat di atasi jika salah satu rantai dicegah. Hal yang sederhana yang dapat dilakukan misalnya dengan mengubah pola makan dan meningkatkan aktifitas fisik. Mengkonsumsi makanan sehat dengan gizi yang seimbang akan menurunkan resiko terjadinya berbagai macam penyakit degeneratif, sehingga kualitas hidup akan  meningkat. Aktifitas fisik misalnya dengan olahraga sederhana dapat membantu pembakaran energi sehingga keseimbangan antara konsumsi dan penggunaan energi dapat tercapai. 
Cycle of Obesity (quitchildhoodobesity.wordpress.com)

No comments:

Post a Comment