Wednesday 25 November 2015

Fenomena Kekurangan Zinc (Seng)

Makanan yang mengandung Zinc
Gizi kurang di Negara berkembang banyak terdapat pada ibu dan anak dimana sebagian besar  disebabkan oleh karena faktor asupan makanan yang tidak cukup (poor feeding) dan faktor penyakit (frequent  infection). Apabila berlangsung terus tanpa ada penanganan yang optimal akan menyebabkan pada keadaan gizi buruk (malnutrisi). Pada keadaan tersebut, akan terjadi defisiensi berbagai macam zat mikronutrien, termasuk diantaranya defisiensi zinc.
Zinc merupakan zat gizi yang esensial (dibutuhkan dari luar tubuh) dan telah mendapat perhatian yang cukup besar akhir-akhir ini. Zinc berperan di dalam bekerjanya lebih dari 10 macam enzim. Berperan di dalam sintesa Dinukleosida Adenosin (DNA), Ribonukleosida Adenosin (RNA), dan protein. Makabila terjadi defisiensi zinc dapat menghambat pembelahan sel, pertumbuhan danperbaikan jaringan 
Zinc umumnya ada di dalam otak, dimana zinc mengikat protein. Kekurangan zinc akan berakibat fatal terutama pada pembentukan struktur otak, fungsi otak dan mengganggu respon tingkah laku dan emosi. Gejala defisiensi ini bervariasi dan non-spesifik, sehingga sulit untuk menegakkan diagnosishanya dengan melakukan pemeriksaan fisik. Gejala defisiensi juga cenderung memburuk dan mengurangi cadangan dalam tubuh setiap waktunya. Gejala kekurangan zinc memiliki ciri-ciri pertumbuhan yang lambat, tidak selera makan, penyembuhan luka yang lambat dan muncul lesi pada kulit dan infeksi yang tak kunjung sembuh, kelelahan yang hebat, kerontokan pada rambut, ketidak normalan pada kemampuan mengecap rasa dan mencium bau, kesulitan dalam melihat kegelapan, menurunnya produksi hormon pada pria (infertilitas). 
Retardasi mental
Penurunan fungsi pengecap

Kerontokan rambut
Jenis dan cara pengolahan makanan dapat mempengaruhi total masukan seng dan bioavailability-nya. Susu dan produknya merupakan sumber seng yang penting bagi bayi dan anak-anak. Air susu ibu mengandung seng lebih sedikit dibandingkan susu sapi, tetapi bioavailabilitynya lebih baik. Hal ini disebabkan air susu ibu mengandung protein ligand yang spesifik untuk seng, disamping asam sitrat, asam palmitat, dan asam picolinic yang dapat meningkatkan absorpsi seng. Bahan pangan nabati banyak mengandung asam fitat dan serat (selulosa) yang dapat menghambat absorpsi seng. Rentang antara kebutuhan seng yang dianjurkan dan kadar toksik sangat lebar sehingga kasus keracunan akut jarang terjadi.
Seng berpengaruh pada kemampuan mengecap rasa dan mencium bau, sehingga kekurangan Zn dapat mengakibatkan napsu makan berkurang karena tidak sensitive terhadap rasa dan bau. Hal ini menyebabkan semakin menurunnya kadar Zn dalam tubuh.
Banyaknya zinc yang diserap berkisar antara 15-40%. Penyerapan zinc dipengaruhi oleh status zinc dalam tubuh. Bila lebih banyak zinc yang dibutuhkan, lebih banyak pula zinc yang diserap. Begitu pula jenis makanan mempengaruhi penyerapan. Serat dan fitat menghambat ketersediaan biologik zinc, sebaliknya protein histidin, metionin dansistein dapat meningkatkan penyerapan. Tembaga dalam jumlah melebihi kebutuhan menghambat penyerapan zinc. Nilai albumin dalam plasma merupakan penentu utama penyerapan zinc. Albumin merupakan alat transpor utama zinc. Penyerapan zinc menurun bila nilai albumin darah menurun, misalnya dalam keadaan gizi kurang atau kehamilan. 
Kebutuhan Zinc berdasarkan umur 
Golongan Umur
Zn (mg)
0-6 bulan
7-12 bulan
1-9 tahun
10-59 tahun
>60 tahun
Hamil
Menyusui 0-6 bulan
Menyusui 7-12 bulan
3
5
10
15
15
+5
+10
+10

No comments:

Post a Comment